Monday, August 7, 2017

Keindah alam pidie yang tersembunyi


GUNUNG PEUT SAGOE

BERADA di wilayah Geumpang (Pidie), Peut Sagoe merupakan salah satu gunung berapi aktif di Aceh, selain gunung Seulawah Agam (Aceh Besar), Geureudong (Bener Meriah), Burni Telong (Bener Meriah), Jaboi (Sabang) dan Leuser (Aceh Tenggara).  Geumpang adalah Kecamatan yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Pidie. Jarak Geumpang dengan ibukota Provinsi Aceh (Banda Aceh) sekitar 220 km dan dapat ditempuh melalui jalan darat ± 6 jam. Kondisi gunung Peut Sagoe marak diberitakan tatkala gempa bumi berkekuatan 6,0 Skala Richter (SR) mengguncang Aceh. Berdasarkan data dasar gunung api Indonesia, Direktorat Vulkanologi, K. Kusumadinata 1979 menetapkan gunung Peut Sagoe  di wilayah Kabupaten Pidie, adalah gunung api aktif tipe Strato, yang merupakan bagian dari Ring of Fire (cincin api) Indonesia. Gunung Peut Sagoe termasuk dalam kawasan ekosistem Ulu Masen, yang mencakup 6 (enam) wilayah Kabupaten, Bireuen, Pidie Jaya, Pidie, Aceh Besar, Aceh Jaya dan Aceh Barat. Luas kawasan Ulu Masen sekitar 750.000 ha, dengan gunung Peut Sagoe sebagai puncak yang tertinggi (2.780 m).
Peta Wilayah Kabupaten Pidie
Peta Wilayah Kabupaten Pidie
Pengamatan secara periodik terhadap gunung Peut Sagoe mulai dilakukan sejak tahun 1998. Ditandai dengan pemasangan instalasi pengamatan berupa Seismometer yang ditanam pada lereng gunung di sisi Barat Laut. Adapun pos pengamatannya, berada di Kecamatan Mane (bersebelahan dengan Kecamatan Geumpang) yang berjarak kurang lebih 21 km dari puncak Peut Sagoe. Di Kecamatan Geumpang maupun Kecamatan Mane, pesona alam yang lain adalah Krueng (sungai) Geumpang sebagai tempat latihan arung jeram yang telah dikembangkan sejak tahun 1990-an. Kawasan ini pernah mengalami masa suram saat konflik Aceh berkecamuk (1976 – 2005) dan dimasukkan dalam kategori “Hitam” oleh militer Indonesia.
Gunung Peut Sagoe mengeluarkan asap putih
Gunung Peut Sagoe mengeluarkan asap putih
Secara geografis terletak pada 40 55,5’ LU dan 960 20’ BT, termasuk dalam wilayah Kabupaten Pidie. Bentuk dan struktur vulkanik termasuk gunung api muda (kwarter) tipe Strato, merupakan salah satu gunung api yang digolongkan masih aktif pada tipe stadia A [van Padang, 1951]. Gunung Peut Sagoe merupakan gunung api yang diartikan mengandung “empat puncak  gunung api”, tiga puncak terletak pada garis lurus berarah Utara – Selatan, dengan puncak di Selatan merupakan puncak yang tertinggi (2.780 m/9.121 kaki). Puncak yang terletak di sebelah Timur Laut dicirikan sebagai pusat aktiva yang masih aktif. Pada daerah bagian Timur puncak ke- 4, terbentuk kawah yang agak membulat berdiameter 100 m dengan kedalaman 50 m.
Peta Kawasan Ekosistem Ulu Masen
Peta Kawasan Ekosistem Ulu Masen
***
Beberapa catatan sejarah masa kolonial Belanda dan pascakemerdekaan Republik Indonesia, menyebutkan bahwa gunung Peut Sagoe pernah mengalami beberapa letusan. Diantaranya adalah laporan penjelajah pasukan kolonial Belanda, Kemmerling [1921],  Stehn [1923], Tichlman [1933] dan Neuman van Padang [1951], yang mencatat tentang kegiatan gunung Peut Sagoe. Namun dari beberapa tulisan itu, tidak diketahui sampai sejauh mana tingkat keaktifan gunung tersebut.
  1. Pada 25 September 1919, tampak asap putih mengepul dari salah satu puncak sebelah Barat gunung Peut Sagoe;
  2. Pada Maret 1920, dari kejauhan tampak asap membumbung tinggi disertai sinar api, yang muncul dari kawah bagian Barat dan Timur;
  3. Pada 22 Mei 1920, patroli tentara kolonial Belanda melihat gumpalan asap yang disertai suara gemuruh dan semburan bara api – Tampak dari sebelah Utara adanya perubahan bentuk puncak;
  4. Pada Desember 1924 dilaporkan oleh Neuman van Padang adanya aktivitas vulkanik berupa lima asap hitam berbentuk tiang dan disertai suara ledakan letusan;
  5. Pada 10 Februari 1979, Pemerintah Kabupaten Pidie melaporkan bahwa gunung Peut Sagoe mengeluarkan api dan suara gemuruh;
  6. Pada awal tahun 1998, laporan dari pilot pesawat Garuda yang melalui jalur Banda Aceh – Medan menyatakan bahwa telah terjadi letusan di gunung Peut Sagoe dengan ketinggian asap mencapai ± 3 km, dengan warna asap hitam keabuan.
  7. Pada Minggu 08 April 2007, gunung Peut Sagoe diisukan bakal meletus, sehingga sehari  sebelumnya (Sabtu, 07/04/2007) timbullah kepanikan warga yang tinggal di sekitar gunung Peut Sagoe. Masyarakat dari lima gampong (desa) berduyun-duyun mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman [Serambi Indonesia, 10/04/2007].
***
Puncak Gunung Peut Sagoe
Puncak Gunung Peut Sagoe
Walau berstatus gunung berapi aktif, eksotisme alam di sekitar kawasan Peut Sagoe sungguh memesona. Tak jarang, para pelintas yang pernah melihat gunung Peut Sagoe, mendokumentasikannya lewat catatan maupun kamera. Rute di sekitar kawasan gunung Peut Sagoe pernah dijadikan oleh kolonial Belanda sebagai jalur untuk memasuki dataran tinggi di Aceh, serta “pintu” menuju wilayah Barat – Selatan Aceh.
Kini, setelah sekian lama, gunung Peut Sagoe tetap menjadi magnet bagi para penjelajah maupun peneliti. Bagaimana, Anda tertarik? 

No comments:

Post a Comment

HIJAB MU BUKAN UNTUK MENARIK PANDANGAN,TAPI UNTUK MENOLAK PANDANGAN

Jilbab itu = bukan budaya orang arab Jilbab itu = bukan untuk mempercantik wajah Jilbab itu = bukan untuk terlihat sholehah Jilbab itu...